Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

BIMBANG

3 tahun sudah berlalu Masih saja aku bertahan mencintaimu Orang bilang aku terlalu halu Heran, katanya aku tak jemu jemu Aku hanya tertawa saja Menahan pedasnya mulut tetangga Gejolak hati mendayu dayu Berharap dan kecewa Bercampur menjadi satu Bimbang Ada orang mencintaiku dengan setia Sayangnya, sebentar saja Tak pernah aku menggubrisnya Bimbang Kenapa jadi begini Buruk rasa, aku terlalu tergila gila Mungkin saja Aku harus terima cintanya yang menerimaku apa adanya
AKU DAN NEGARAKU Karya : mokhammad rohim Negaraku Sedang diledek oleh impian Tentang kemerdekaan yang semu. Penuh dengan jeritan, Hak asasi mereka yang mulai diperdagangkan. Janganlah, mereka ditinggalkan. Angin membawa bau baju mereka Harapan mereka meng-angan setiggi purnama Wanita, anak kecil, dan tua renta Berbaris dideretan cakrawala Menanti hidup yang sejahtera. Hahaha Lucu sekali negaraku Kaya tapi miskin Miskin dalam batin Dicemooh oleh jalan raya Dikejar oleh tumpukan pasir Tenggelam dalam lautan berpasir Yang tak pernah membawa hasil. Pemimpinku dikala itu Seakan tersenyum dalam andil Pejabat dan negaraku Tak pernah henti berselisih genting Rakyat dan tidurnya penuh igauwan Menuntut tikus-tikus dimusnahkan. Jangan bilang lagi negaraku kaya Karna miskin berkembang di desa dan di kota Jangan bilang negaramu kaya Bila petani, memakan bangkai tikusnya Tangan-tangan kotor merayu dijalanan Meraba-raba pintu rumahmu ...

untuk cintaku

maafkan aku karna selalu merindukanmu seakan tak wajar bagiku  namun tanda tanya dalam hati semakin membelenggu mungkin inilah derita hati ketika mencinta tapi tak dicinta saat merindu namun terlupakan maafkan aku telah mencintaimu inilah aku, yang tak biasa didua selimut kecewa selalu menghangatkan hatiku saat dirimu kulihat bersamanya maafkan aku... maafkan aku... mati rasanya mata ini tak berkedip sedetikpun tanda tanya besar...???? apakah aku bermimpi...? namun kau nyata bagiku...  dan hatiku yang mulai mengerdil....

Renung Hati

hatiku mulai mengerdil saat hati mulai meraba kenangan  isak tangis menjadi tinta dalam penyesalan yang mulai terukir atas janji - janji. kenangan yang mulai kusam tertoreh diatas album yang berdebu ... ... ...  mulai ku langkahkan jari saat ini saat bola mata mengejar bait hati gundah dan tanya ragu dan iluh berbaur dalam lirikan yang mulai liar Tuhan ... kusebut Nama Mu dalam tangisku yang mulai meneteskan air mata hiruk pikuk yang hadir dalam hening malam ini menjadi saksi yang hanya bisa bergeming ... ... ... Tuhan aku tak tau  untaian apa ini... ... ... ... ???

Cemburu

bersama mu aku rindu memandang mu aku cemburu selepas itu ... tiada kabar darimu bersama mu aku rindu memandang mu aku cemburu selepas itu ... kau pergi meninggalkan ku bersama mu aku rindu memandang mu aku cemburu selepas itu ...

surat untuk tuhan

dear Allah.... sungguh begitu merindukan Mu dalam hidup ku aku tak sanggup hidup.... saat mentariku mulai redup dan bintangku tak lagi berkedip assalamu'alaikum Tuhan, hari ini. aku sangat lelah, bekerja seharian... untuk sesuap nasi merebahkan tangan & menengadahkan muka yg kusam aku tak sanggup Tuhanku kemarilah duduk bersamaku hanya sehelai koran yg tengah kusam untuk alas kita duduk Tuhan.... bagaiman kabar orang tuaku disana aku merindukan mereka saat ini... setelah tangan2 kusam itu merampasnya dariku hapuslah dendamku Tuhan.... aku sangat lapar, dua hari sudah tidak makan punyakah engkau sesuatu untukku? peluklah aku erat-erat... mataku mulai perih mengantuk... jangan bngunkan aku walau senja mengintip derita ... ... ... 

Dibalik Layar

Di balik layar... Ku kira sepi ini menerus Ku kira gelisah ini betah Ku rasa pahit Ternyata indah. Di balik layar... Ku intip senyummu yang indah Ku kagumi diammu yang lugu Kurasakan rasa itu, ia dan ragu Ternyata benar Di balik layar... Aku bersama harapku Melangit dimimpi lelap Terbangun tertegun Ingin mengulanginya kembali Meski di balik layar.

Aku Mencintaimu Hari Ini, Esok dan Seterusnya

Apakah kau ingat Betapa cintanya aku padamu Meski kau tak mengharapkannya. Apakah kau ingat Betapa perhatiannya aku padamu Meski tak pernah kau menghiraukannya. Apakah kau ingat Betapa setianya aku padamu Meski kau tak mempercayainya. Aku selalu ingat Seringkali aku tersenyum sendiri Karna mengingat senyumanmu itu. Saat pertama kalinya aku bertemu dengan mu Wajahmu yang lembut Suaramu   yang menusuk Seperti anak panah yang baru saja lepas dari busurnya Dan menusuk jantungku. Kau selalu menjadi topik disetiap lamunanku. Hari hari ku terbakar oleh semangat Karena saat itu aku berfikir Kau adalah tambatan hatiku. Dan ku pikir kau adalah jodohku. Hal hal besar terjadi seiring berjalannya waktu Dari risalah sampai masalah Hingga aku berfikir kau perlu tau itu Namun apa yang ku dapat Seakan aku hanya berdongeng Berkidung kesedihan Mengharap belas kasihan Pada bayang bayan...

Waktu Dhuha

yaa Rabb... Hangatnya mentari pagi Mu Menyapa dhuhaku saat ini. Sederet permohonan Sedari tadi sudah berbaris Berebut antrian nomer satu Genggam permasalahan Menyimpul terikat menjadi satu Sudikah Engkau menirima keluhku? Keluh kesah yang membosankan Setiap saat seakan menjadi tasbih padaMu Ingin menangis,  ingin berteriak, Ingin marah,  ingin berontak Hamba ingin lebih dekat denganMu Hingga jauh jarakku dengan duniawiku Hingga terhapus sedihku, gundahku Hingga terhapus susahku, resahku Ya Rabb... Inghfirlana dzunubi... Nanti malam adalah Maulid Nabi Mu Sampaikan sholawat serta salam dari ummatnya ini Sampaikan,  betapa hamba sangat mencintainya Sampaikan,  betapa hamba rindu ingin bertemu dengannya. Hilang rasa maluku. Tak apa meski seantero jagat menertawakanku Yang terpenting saat ini Hamba tak lupa mengingatMu.

Hujan Selalu Membawa Berkah

Saat senja memudar secara perlahan, Langit berbisik lembut dengan gemuruhnya, Embun menari-nari, merayap perlahan, Hujan, malam menguasainya dengan rahasia.   Titik-titik jatuh, bergoyang dalam angin, Menyentuh tanah, mencium jiwa-jiwa, Suara hujan, lagu yang tak terungkap, Melodi yang hening, menusuk ke dalam hati.   Di bawah payung, cinta berkembang, Rindu terurai, jatuh dalam tetesan, Hati yang gelisah, luluh dalam belaian, Hujan, penyembuh luka, dalam keheningan.   Daun-daun bergoyang, menyatakan syukur, Bunga-bunga merintih, meresapi berkah, Rintik hujan, kisah tak berujung, Mengalir di malam yang hening.   Hujan, penenang lara yang tiada tara, Menyiram bumi, menyegarkan cinta, Dalam keheningannya, ia memanggil rindu, Bagaikan puisi yang abadi.