Sebagaimana yang telah tercatat dalam hadits yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 2272 dan Muslim no. 2743) Rasulullah SAW pernah berkisah tentang tiga orang pria pada masa pra-Islam yang terjebak dalam sebuah gua.
Cerita tersebut dimulai ketika hujan turun dengan begitu derasnya dan tiga pemuda itu berteduh dalam gua di suatu gunung. Sembari berteduh dan menunggu hujan reda.
“Breg!” Tiba-tiba saja sebongkah batu besar jatuh dan menutup mulut gua sehingga mengurung ketiga pemuda tersebut.
Ketiganya berusaha untuk membuka atau hanya sekedar menggeser batu yang menghalangi mulut gua, namun mereka tak cukup tenaga untuk menggeser batu raksasa itu. Satu satunya cara yang bisa mereka lakukan hanyalah berdoa kepada Allah SWT.
Salah satu dari mereka mengingat terdapat sebuah hadis tentang amal baik yang pernah mereka lakukan dan didasari oleh hati yang ikhlas dan ridho kepada Allah SWT bisa membantu mereka sewaktu waktu.
“Coba ingat-ingat amal baik kalian yang betul-betul tulus karena Allah, lalu berdoalah lewat perantara amal tersebut. Semoga Allah memberi jalan keluar,” kata salah seorang dari mereka. Sesaat kemudian temannya mengadu kepada Allah dan mulai menyebutkan amal perbuatan baiknya.
“Ya Allah ya Tuhanku, aku mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia, juga seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Aku menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak yang ku miliki. Sepulang dari menggembala, aku pun segera memerah susu dan segera aku dahulukan untuk kedua orang tuaku. ku berikan air susu tersebut kepada kedua orang tuaku sebelum aku berikan kepada istri dan anakku.
Namun pada suatu ketika, rumput ditempat aku biasa mengembala sedikit dan mengharuskanku pindah untuk mencari tempat lain, hingga aku pun terlambat dan baru pulang pada sore hari. Kemudian aku dapati kedua orang tuaku sedang tertidur pulas. Lalu, seperti biasa, aku segera memerah susu dan setelah itu aku membawanya ke kamar kedua orang tuaku. Aku berdiri di dekat kedua orang tuaku serta tidak membangunkan mereka dari tidurnya. Akan tetapi, aku juga tidak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anakku sebelum diminum oleh kedua orang tuaku, meskipun mereka, telah berkerumun di telapak kakiku untuk meminta minum karena rasa lapar yang sangat. Keadaan tersebut aku dan anak-anakku jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar. "Ya Allah, jika Engkau tahu bahwasanya aku melakukan perbuatan tersebut hanya untuk mengharap ridla-Mu, maka bukakanlah suatu celah untuk kami hingga kami dapat melihat langit dan dapat menghirup udara dari luar” Doa tersebut terkabulkan. Allah subhanahu wa Ta'ala membuka celah lubang gua tersebut.
Namun, satu pun dari mereka bertiga belum ada yang bisa keluar dari celah tersebut.
Salah seorang dari mereka berdiri sambil berkata, “Ya Allah ya Tuhanku, aku pernah jatuh cinta kepada putri pamanku layaknya seorang pria yang begitu menggebu-gebu menyukai wanita. Suatu ketika aku pernah mengajaknya untuk berbuat sesuatu yang Kau murkai, tetapi ia menolaknya, namun dia memberiku syarat hingga aku dapat memberinya uang seratus dinar. Setelah bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya aku pun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika aku berada di antara kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba gadis yang kucintai ini berkata; 'Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu.' Lalu aku bangkit dan meninggalkannya.
Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau pun tahu bahwa aku melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan ridhla-Mu. Oleh karena itu, bukakanlah suatu celah lubang gua itu untuk kami!”
Allah pun membukakan sedikit celah lagi untuk mereka bertiga. Namun lagi-lagi mereka masih belum bisa keluar dari gua tersebut. Tinggalah satu pemuda yang belum menyampaikan doanya kepada Allah SWT, kemudia pemuda itu berdiri lalu memanjatkan doa:
“Ya Allah ya Tuhanku, dulu aku pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan dan merawat ladangku dengan cara bagi hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya, ia pun meminta haknya, 'Berikanlah hakku!' Namun waktu itu aku tidak dapat memberikan haknya tersebut, hingga ia pergi dalam keadaan sangat jengkel. Setelah itu, aku pun menanami sawahku sendiri hingga hasilnya dapat aku kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji beberapa penggembalanya.
Setelah berapa lama kemudian, orang yang haknya dahulu tidak aku berikan datang kepadaku untuk menagih haknya dan berkata; 'Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah berbuat zalim terhadap hak orang lain!. Lalu aku berkata kepada orang tersebut, tidakkah kau melihat beberapa sapi dan pengembalanya saat kau menuju kemari ? 'Pergilah ke sapi-sapi dan para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu!' Orang itupun tersinggung dan menjawab, 'Takutlah kepada Allah dan jangan mengejekku!' Kemudian aku katakan lagi kepadanya, 'Sungguh aku tidak bermaksud mengejekmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu!. Kemudian orang tersebut memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah aku lakukan dahulu adalah hanya untuk mencari ridla-Mu. Oleh karena itu, bukalah bagian pintu gua yang belum terbuka!'
Akhirnya Allah pun membukakan sisanya hingga mereka dapat keluar dari dalam gua yang terhalang oleh batu besar tersebut.
Hadits tersebut memberikan pesan bahwa doa yang dipanjatkan dan disertai amal saleh memiliki faedah yang nyata. Diantaranya:
- Menunjukkan tingginya kedudukan ikhlas di sepanjang generasi manusia.
- Amalan yang dikerjakan dengan ikhlas bisa membuahkan kemudahan untuk kesulitan yang menimpa seseorang, serta menyelamatkan seseorang dari segala marabahaya sebagaimana puncak hasil dari amalan ikhlas adalah memasukkan seorang ke surga dan menyelamatkan dari neraka.
- Bolehnya menjadikan amal saleh sebagai perantara (tawasul) dalam berdoa.
- Kisah atau cerita umat sebelum kita banyak mengandung pelajaran berharga yang harus dipelajari dan diresapi oleh umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam.
- Berbakti kepada kedua orang tua adalah amalan yang dapat melapangkan seorang dari kesulitan-kesulitan hidup yang sedang menimpanya dan menghantarkan seorang kepada keinginan yang ingin dia gapai.
- Keutamaan bertakwa kepada Allah Ta’ala padahal mampu melanggar larangannya.
- Keutamaan menjaga diri dari zina
- Keutamaan dari sikap amanah.
- Allah akan menguji kehambaan manusia dengan kesusahan dan kesenangan. Apakah ia akan sabar dan meminta kepada Allah saat jatuh susah, atau apakah ia akan bersyukur saat mendapat kesenangan.
- Amal saleh yang ikhlas dapat menjadi sebab lapangnya kesulitan-kesulitan. Terutama ketiga amal yang disebutkan di hadis di atas: berbakti kepada kedua orang tua, menjaga kehormatan (iffah), dan amanah.
- Keteladanan atau nasehat untuk mengemis kepada Allah Ta’ala saat mendapat kesusahan hidup.
- Perintah berbuat baik kepada orang lain tanpa berharap imbalan.
sebagaimana dipaparkan dalam kisah tersebut adalah contoh dari sekian banyak kebajikan yang dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridho dari Allah SWT mampu menjadi “solusi” tatkala kita dalam situasi terdesak. Semoga kisah ini menjadi inspirasi untuk kita semua dan selalu meningkatkan keimanan kita kepada Allah dan selalu berlomba-lomba untuk berbuat baik. Amin
Komentar
Posting Komentar
Pertanyaan atau Komentar