ilustrasi
1. Pahalanya Setara dengan Seribu Bulan
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ
اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ
شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ
كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
Artinya: Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah
Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ
(Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam)
itu sampai terbit fajar.
Pada malam
lailatul qadar, Allah SWT menjanjikan akan membagikan keberkahan serta
kemuliaan kepada umat-Nya. Bahkan, dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa orang
yang beribadah pada malam lailatul qadar akan mendapat pahala setara ibadah
selama seribu bulan.
Para ulama
sepakat bahwa, setiap muslim yang beramal saleh pada malam lailatul qadar, akan
memperoleh pahala yang tidak akan didapatkan pada bulan lain dan memiliki
keutamaan setara dengan melakukannya selama seribu bulan.
Dikutip dari
NU Online, Syekh Abdul Halim Mahmud menyebut seribu bulan (alfu syahrin)
setara dengan 83 tahun 4 bulan atau umur standar manusia.
"Seribu bulan adalah delapan puluh tiga tahun empat bulan. Itu merupakan standar umum umur manusia. Lailatul qadar (alfu syahrin) lebih baik dari umur manusia; dari umur setiap manusia, baik umur manusia di masa lalu maupun umur manusia di masa mendatang. Intinya, lailatul qadar lebih baik dari (usia) zaman." (Syekh Abdul Halim Mahmud, Syahr Ramadan, h. 21).
2. Diturunkannya Al Qur’an
Dikutip dari syariah.radenintan.ac.id
Ramadhan Bersama Al Qur’an, ” Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya Al
Qur’an diturunkan, Al Qur’an yang selama ini kita jadikan pedoman dan rujukan
dari setiap perkara, dan sumber petunjuk bagi setiap orang yang menginginkan
kehidupan yang baik di atas naungan hidayah Allah ta’ala”.
Allah SWT berfirman (QS. Al Baqarah: 185)
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى
لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ
الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ
مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ
الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا
هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya : Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya
diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh
karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir)
pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak
berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki
kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.
Bulan Ramadhan merupakan bulan di mana
Al-Qur'an diturunkan, Al-Qur'an yang menjadi panduan dan acuan dalam segala
hal, serta menjadi sumber petunjuk bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang
baik di bawah bimbingan Allah SWT, patut kiranya bagi umat muslim untuk
senantiasa berlomba-lomba membacanya.
Terdapat beberapa keutamaan Al Quran yang
Rasulullah kabarkan kepada kita, diantaranya adalah :
a. Pertama, orang
yang membaca Al Qur’an dan memahaminya maka Allah akan menempatkannya bersama
malaikat malaikat mulia serta mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Rasulullah bersabda : HR. Bukhori, no. 4937; Ahmad, no. 24788
عَنْ
عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ، لَهُ
أَجْرَانِ
Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, ia
berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: “Orang yang
mahir (lancar membaca) Al-Qur’an akan bersama malaikat-malaikat utusan Alloh
yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an, dia
terbata-bata, dan dia berat (membacanya), maka ia mendapatkan dua pahala.”
b. Kedua, kelak
di hari kiamat Al qur’an akan mendatangkan syafaat bagi mereka yang membacanya.
Rasulullah bersabda : (HR. Muslim, no. 804 hadis 1337)
حَدَّثَنِي الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ
حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبَةَ وَهُوَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ
يَعْنِي ابْنَ سَلَّامٍ عَنْ زَيْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ
حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ
الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ
كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا
اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ
وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ قَالَ مُعَاوِيَةُ بَلَغَنِي أَنَّ الْبَطَلَةَ
السَّحَرَةُ و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ
أَخْبَرَنَا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ حَسَّانَ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ
مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ وَكَأَنَّهُمَا فِي كِلَيْهِمَا وَلَمْ يَذْكُرْ
قَوْلَ مُعَاوِيَةَ بَلَغَنِي
Telah menceritakan kepadaku al-Hasan bin Ali al-Hulwani, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Taubah ar-Rabi' bin Nafi', ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin Sallam, dari Zaid, bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Umamah al-Bahili, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari Kiamat kelak. Bacalah Az-Zahrawain, yaitu surah Al-Baqarah dan Ali 'Imran, karena keduanya akan datang pada hari Kiamat kelak, seperti dua tumpuk awan atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya. Bacalah Al-Baqarah, karena dengan membacanya akan memperoleh keberkahan, sementara yang tidak membacanya akan menyebabkan penyesalan, dan dengan membacanya pula tidak akan dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir." Mu'awiyah berkata: "Telah sampai (kabar) kepadaku bahwa kata 'al-Bathalah' adalah tukang-tukang sihir." Dan telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman ad-Darimi, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Hassan, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah dengan isnad ini, hanya saja ia tidak menyebutkan redaksi "Keduanya (Al Baqarah dan Ali 'Imran) seperti..." dan ia juga tidak menyebutkan ungkapan Mu'awiyah, "Telah sampai (kabar) padaku.
3. Perbanyak Berdoa
قَالَتْ:
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ
الْقَدْرِ، مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ
تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya: Aisyah berkata, "Saya pernah
bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika saya mendapati malam
lailatul qadar, apa yang harus saya ucapkan pada malam tersebut?' Beliau
menjawab, 'Hendaklah kamu membaca doa, 'Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul
'afwa fa'fu 'annii (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai
ampunan, maka ampunilah segala kesalahanku)." (HR Ahmad, Tirmidzi, Nasa'i
& Ibnu Majah).
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: Rasul SAW bersabda, "Siapa
yang mengerjakan sholat pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan
mengharapkan ridha Allah SWT, maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni."
(HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi & Ahmad).
Semua umat muslim bertanya-tanya kapan
datangnya malam mulia ini, baiknya kita sentiasa untuk terus berdoa kepada
Allah SWT untuk dipertemukan dengan malam Lailatul Qodar, beberapa riwaya
mengatakan secara umum bahwa Lailatul Qadar terjadi di antara 10 malam terakhir
Ramadhan.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
وَيَقُولُ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ
رَمَضَانَ
Dari 'Aisyah, ia berkata, "Rasulullah
SAW senantiasa beriktikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadan dan beliau
bersabda, 'Raihlah malam Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir.'" (HR
Tirmidzi no. 712).
Marilah kita bersama sama meluruskan niat
dan mengharap ridho Allah SWT agar ibadah kita dibulan Ramadhan ini diterima. Amin
Komentar
Posting Komentar
Pertanyaan atau Komentar