ilustrasi
Menerapkan Pendekatan
Humanistik di Kelas: Memahami Esensi Pembelajaran yang Berfokus pada Manusia
Drs. Syaiful Bahri Djamarah dalam
bukunya Psikologi Belajar mengatakan, belajar adalah suatu kata yang sudah
akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata
“belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga
pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan
keinginan. Namun dari semua itu tidak setiap orang mengetahui apa itu belajar.
Seandainya dipertanyakan apa yang sedang dilakukan? Tentu saja jawabannya
adalah “belajar”. Itu saja titik. Sebenarnya dari kata “belajar” itu ada
pengertian yang tersimpan di dalamnya. Pengertian dari kata belajar itulah yang
perlu diketahui dan dihayati, sehingga tidak melahirkan pemahaman yang keliru
mengenai masalah belajar.
Kunto Wijoyo, dalam tulisannya mengatakan “Al-Qur`an
sebagai Paradigma, Humanisasi berarti memanusiakan manusia, menghilangkan
kebendaan, keterganntungan, kekerasan dan kebencian dari manusia, dengan
melawan tiga hal yaitu: dehumanisasi (objektivasi teknologis, ekonomis, budaya
atau Negara), agresivitas (agresivitas kolektif, dan kriminalitas), Loneliness
(privatisasi, individual)”
Pendekatan humanistik dalam
belajar sebenarnya bertolak dari ide “memanusiakan manusia”. Oleh karenanya
sebelum menguraikan lebih jauh tentang bagaimana pendekatan humanistik
tersebut, maka persoalan yang perlu dijawab adalah apa yang dimaksud dengan
“memanusiakan manusia” itu. Bisakah kita sebagai pendidik menjawab?
Jika dilihat dari beberapa
pengertian yang disampaikan oleh para ahli, pendekatan humanistik dalam proses
pembelajaran menjadi semakin relevan dalam dunia pendidikan saat ini. Bukan
hanya sekadar metode, pendekatan ini menghargai esensi unik dari setiap individu
di dalam kelas. Bagaimana sebenarnya pendekatan ini diterapkan secara praktis
di ruang kelas modern?
Pentingnya Pendekatan
Humanistik dalam Pembelajaran
Pendekatan humanistik membawa
perubahan signifikan dalam pendidikan. Dibandingkan dengan model-model
tradisional yang cenderung berpusat pada materi dan evaluasi, pendekatan ini
menempatkan manusia (peserta didik) di pusat proses pembelajaran.
1.
Pembangunan Hubungan
yang Kuat
Dalam
menerapkan pendekatan humanistik, hubungan antara guru dan siswa menjadi sangat
penting. Guru tidak hanya menjadi instruktur, tetapi juga mitra dalam proses
belajar-mengajar.
- Guru mendengarkan dengan penuh perhatian.
- Guru memberikan umpan balik yang membangun.
- Guru memberikan dukungan emosional kepada siswa.
Siswa
dihargai sebagai individu yang memiliki pengalaman unik. Pendekatan ini
menekankan pentingnya memahami latar belakang, kebutuhan, dan minat setiap
siswa.
- Guru memulai pembelajaran dari pengalaman siswa.
- Materi disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan siswa.
- Siswa didorong untuk mengemukakan pendapat dan pengalaman mereka.
Penerapan Konsep dalam
Kehidupan Nyata
Pendekatan humanistik tidak hanya berhenti pada
teori, tetapi juga dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di kelas.
1.
Membangun Lingkungan
yang Mendukung
Lingkungan
kelas harus didesain untuk mempromosikan kebebasan berekspresi dan kolaborasi.
- Penataan ruang kelas yang mengundang untuk diskusi dan kerja kelompok.
- Menghargai pendapat semua siswa tanpa takut salah.
Aktivitas
belajar harus menarik dan memotivasi siswa untuk aktif berpartisipasi.
- Diskusi kelompok untuk membangun pemahaman bersama.
- Penggunaan media visual dan permainan peran untuk memperjelas konsep.
Evaluasi
dalam pendekatan ini tidak hanya sebatas angka atau nilai, tetapi lebih
berfokus pada perkembangan pribadi dan kemajuan siswa.
- Umpan balik yang bersifat membangun.
- Memfasilitasi siswa untuk merencanakan dan mengevaluasi tujuan mereka sendiri.
Penerapan pendekatan humanistik
membutuhkan komitmen dan kesabaran dari semua pihak terlibat. Namun, hasilnya
dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna dan memuaskan bagi
semua orang yang terlibat dalam proses tersebut. Dengan pendekatan ini, kita
tidak hanya mengajar siswa untuk lulus ujian, tetapi juga untuk hidup dan
berkembang sebagai individu yang lebih utuh dan berdaya.
Penerapan Konsep dalam
Kehidupan Nyata
1.
Memfasilitasi Pembelajaran
Kolaboratif
Kolaborasi
antar-siswa dan guru-siswa sangat dianjurkan dalam pendekatan humanistik.
- Menggunakan proyek kelompok untuk meningkatkan kerjasama.
- Mendorong siswa untuk belajar satu sama lain melalui diskusi dan sharing.
Setiap
siswa memiliki keunikan dan potensi yang berbeda. Pendekatan humanistik
menghargai keanekaragaman ini dan berusaha untuk mengembangkan potensi tiap
individu.
- Menyediakan materi dan pendekatan yang beragam sesuai dengan gaya belajar siswa.
- Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa dengan pendekatan yang fleksibel.
Tujuan
utama dari pendekatan humanistik adalah membantu siswa menjadi pribadi yang
mandiri dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka.
- Mendorong siswa untuk mengatur dan mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri.
- Memberikan tantangan dan dukungan untuk pengembangan keterampilan diri.
Melalui pendekatan yang terfokus
pada aspek manusiawi ini, lingkungan pembelajaran dapat menjadi lebih inklusif
dan berdaya. Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang mendukung
perkembangan holistik siswa, bukan hanya dalam hal akademis tetapi juga dalam
hal sosial dan emosional. Dengan memanfaatkan pendekatan humanistik, kita dapat
menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa,
membantu mereka menjadi individu yang lebih sadar diri dan siap menghadapi
tantangan kehidupan di masa depan.
Komentar
Posting Komentar
Pertanyaan atau Komentar