Langsung ke konten utama

Integrasi Pendidikan Karakter dan Moderasi Beragama di Sekolah Menengah

ilustrasi

Di tengah meningkatnya tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi, pendidikan karakter dan moderasi beragama menjadi semakin penting. Menurut Thomas Lickona, seorang ahli pendidikan dari SUNY Cortland, pendidikan karakter adalah upaya sadar yang dilakukan untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika (Lickona, 1991). Pendidikan karakter ini, jika dipadu dengan pembelajaran moderasi beragama, dipandang sebagai pendekatan strategis dalam membangun generasi muda yang memiliki ketahanan moral dan sikap toleransi tinggi.


Pentingnya integrasi kedua aspek tersebut tidak hanya dirasakan di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. World Economic Forum (WEF) dalam laporannya menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah komponen penting dalam kurikulum masa depan karena mampu membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional (WEF, 2015). Penanaman nilai-nilai moderasi beragama di sekolah menengah menjadi salah satu cara efektif untuk mengurangi ekstremisme dan membantu mencapai harmoni sosial.


penelitian dengan judul Evaluasi Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Kejujuran Siswa di Madrasah Aliyah beliau Muhammad Faisal, Ph.D. Tahun Penelitian: 2020, Hasil dariPenelitian ini menemukan bahwa pendidikan karakter memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan kejujuran siswa. Setelah mengikuti program pendidikan karakter selama satu tahun, tingkat kejujuran siswa meningkat, yang terlihat dari penurunan kasus menyontek saat ujian dan peningkatan dalam pelaporan pekerjaan rumah yang jujur.


Pendidikan karakter memiliki peran fundamental dalam membentuk perilaku siswa. Pendidikan karakter mampu memupuk nilai-nilai kebaikan seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati. Misalnya, melalui pengajaran tentang kejujuran, kita bisa membantu siswa untuk memahami pentingnya integritas dalam kehidupan sehari-hari.

Moderasi beragama dapat mengurangi intoleransi. Pendidikan moderasi beragama dapat menyediakan landasan bagi siswa untuk menghargai perbedaan dan mempromosikan perdamaian. Hal ini sejalan dengan pendapat John Bowker dalam bukunya "Why Religions Matter," di mana ia menekankan pentingnya pendidikan agama yang inklusif sebagai dasar untuk hubungan sosial yang positif.


salah satu penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Multikultural terhadap Pengembangan Nilai Moderasi Beragama Siswa di Sekolah Menengah, Dr. Rina Maharani Tahun Penelitian: 2021 Ditemukan bahwa pendidikan multikultural yang diterapkan di sekolah menengah berkontribusi positif terhadap pengembangan nilai moderasi beragama. Pelatihan dan pendidikan yang fokus pada keberagaman budaya dan agama meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap perbedaan, serta mengurangi intoleransi dan diskriminasi.

kita melihat pentingnya integrasi kedua hal tersebut dalam kurikulum pendidikan. 


Dengan menggabungkan pendidikan karakter dan moderasi beragama, kurikulum pendidikan tidak hanya fokus pada pelajaran akademis tetapi juga pada pembentukan kepribadian yang holistik. Model ini terbukti efektif di beberapa sekolah yang telah mengadopsi pendekatan ini.


Manfaat nyata dari integrasi ini dalam konteks Indonesia, di mana keberagaman agama dan budaya sangat tinggi. Di sini, pendidikan karakter dan moderasi beragama membantu menjaga kesatuan bangsa dan mencegah radikalisme. Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan program ini mengalami penurunan signifikan dalam kasus bullying dan pelanggaran disiplin.


Selanjutnya perbandingan dengan negara lain yang telah sukses menerapkan program serupa. Negara seperti Finlandia dan Singapura yang menitikberatkan pada pendidikan karakter dan menjunjung tinggi moderasi beragama telah menunjukkan hasil signifikan dalam pembentukan masyarakat yang harmonis dan toleran.


Kesimpulan dari argumen-argumen sebelumnya menegaskan bahwa integrasi pendidikan karakter dan moderasi beragama di sekolah menengah adalah solusi yang tidak hanya relevan tetapi juga mendesak. Hal ini memberikan dasar kuat bagi pembentukan masyarakat yang toleran, harmonis, dan memiliki ketahanan moral.


Integrasi pendidikan karakter dan moderasi beragama di sekolah menengah merupakan pendekatan strategis yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan zaman. Laporan Kemendikbud dan WEF menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya tentang aspek akademik tetapi juga tentang pembentukan karakter dan nilai-nilai moral yang kuat (WEF, 2015; Kemendikbud, 2020). Pengimplementasian kedua aspek ini akan membekali generasi muda dengan kemampuan untuk berinteraksi harmonis dalam masyarakat yang beragam dan kompleks.


Referensi:

- Lickona, Thomas. (1991). "Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility."

- World Economic Forum. (2015). “New Vision for Education: Unlocking the Potential of Technology."

- Bowker, John. (2002). "Why Religions Matter."

- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud). (2020).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Layar

Di balik layar... Ku kira sepi ini menerus Ku kira gelisah ini betah Ku rasa pahit Ternyata indah. Di balik layar... Ku intip senyummu yang indah Ku kagumi diammu yang lugu Kurasakan rasa itu, ia dan ragu Ternyata benar Di balik layar... Aku bersama harapku Melangit dimimpi lelap Terbangun tertegun Ingin mengulanginya kembali Meski di balik layar.

Application of Problem-Based Learning Models on Differentiated Learning Strategies to Improve Critical Thinking Skills of Class X Students in Geography at SMA Negeri 6 Malang

Application of Problem-Based Learning Models on Differentiated Learning Strategies to Improve Critical Thinking Skills of Class X Students in Geography at SMA Negeri 6 Malang   By:   Nungki Juliatin 1* Mokhammad Rohim 1   *Email : nungkijuliatin58@gmail.com   Abstract   This research is motivated by the low critical thinking skills of students in Geography subject at SMA Negeri 6 Malang. This study aims to improve students' critical thinking skills by using a problem-based learning model based in a differentiated learning strategy. This type of research is classroom action research. The subjects of this research were students of class X-X at SMA Negeri 6 Malang. The instruments used in this study were interview sheets, observations, test questions, and documentation. Data collection techniques consist of interviews, observation, tests and documentation. Data analysis in this study used quantitative and qualitative data analy...

Keutamaan Malam Lailatul Qodar

  ilustrasi 1. Pahalanya Setara dengan Seribu Bulan اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.   Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar. Pada malam lailatul qadar, Allah SWT menjanjikan akan membagikan keberkahan serta kemuliaan kepada umat-Nya. Bahkan, dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa orang yang beribadah pada malam lailatul qadar akan mendapat pahala setara ibadah selama seribu bulan. Para ulama sepakat bahwa, setiap muslim yang beramal saleh pada malam lailatul qad...